BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal untuk
meningkatkan mutu kehidupan bangsa, keadaan gizi yang baik merupakan salah satu
unsur penting.
Pertumbuhan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang
diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung didalam ASI
tersebut, ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan
usia sekitar 6 (enam) bulan tersebut dengan menyusui secara eksklusif.
Penambahan berat badan bayi merupakan salah satu cara untuk
melihat pertumbuhan pada bayi. Terdapat variasi besar untuk berat dan tinggi
badan yang dianggap normal pada bayi yang baru lahir. Berat rata-rata adalah
antara 2,5-4,5 kg dan banyak bayi yang sehat berat badannya kurang atau lebih
dari angka-angka tersebut tanpa ada masalah.
Bayi biasanya kehilangan berat badan di hari-hari pertama setelah
kelahiran sekitar 10 persen dari berat lahir masih dianggap tidak apa-apa. Ini
disebabkan oleh kehilangan kotoran (mekonium) melalui pup dan urin yang
merupakan hal yang wajar. Dan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh kembali
berat lahirnya yaitu sekitar hari ke-10. Banyak bayi yang sehat membutuhkan
waktu yang lebih lama. (www.wikipedia.com).
Pada tahun 2003 terdapat sekitar 6,7 juta
balita (27,3%) menderita gizi kurang dan 1,5 juta diantaranya gizi buruk.
Anemia defisiensi besi dijumpai pada sekitar 8,1 juta anak. Apabila dikaitkan
dengan pemberian ASI Eksklusif, keadaan ini cukup memprihatinkan (SDKI,
2002-2003). Lebih dari 95% ibu pernah menyusui bayinya, namun yang menyusui
dalam 1 jam pertama cenderung menurun dari 8% pada tahun 1997 menjadi 3,7% pada
tahun 2002. Cakupan ASI Eksklusif 6 (enam) bulan menurun dari 42,4% tahun 1957
menjadi 39,5% pada tahun 2002 (SDKI, 1997-2002).
Air susu ibu ( ASI ) merupakan bentuk makanan
tradisional dan ideal untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. ASI sanggup memenuhi
kebutuhan gizi bayi untuk masa hidup empat sampai dengan enam bulan pertama,
walaupun bahan makanan yang diperlukan sudah diperkenalkan. Sebagai makanan
terbaik untuk bayi memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan dan
mempertahankan kelangsungan hidup bayi. Oleh karena manfaat ASI sangat besar,
maka bayi umur 0 - 6 bulan pertama dianjurkan hanya diberikan ASI tanpa makanan
tambahan. Pemberian ASI saja tanpa pemberian makanan tambahan lain sampai bayi
berumur 6 bulan disebut ASI Eksklusif dan hal ini merupakan satu cara mencapai
kesejahteraan ibu dan anak ( Depkes RI, 1992 ).
ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur
kekebalan, faktor pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam
ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan. Unsur ini mencakup hidrat arang,
lemak, protein, vitamin dan mineral dalam jumlah yang proporsional. Kandungan
hormon ASI jumlahnya sedikit, tetapi sangat diperlukan dalam proses pertumbuhan
dan sistem metabolisme. Zat hidrat arang dalam ASI dalam bentuk laktosa yang
jumlahnya akan berubah – ubah setiap hari menurut tumbuh kembang bayi (
Hubertin, 2004).
Gangguan gizi pada masa bayi dan anak dapat
menghambat petumbuhan dan perkembangan bayi tersebut di kemudian hari.
Penelitian ilmiah membuktikan bahwa bayi akan tumbuh lebih sehat dan lebih
cerdas dengan diberi ASI eksklusif selama empat sampai enam bulan pertama
kehidupannya. ASI merupakan sumber nutrisi dan imunitas yang paling baik untuk
bayi yang sedang tumbuh kembang (Hanafi, 2004). Peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak – anaknya
sangat diperlukan terutama pada saat mereka masih berada dibawah usia lima tahun
( balita ).
Pemberian ASI dilakukan melalui rangsangan
isapan bayi pada putting susu ibu akan diteruskan oleh serabut syaraf ke
hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Prolaktin inilah yang
memacu payudara untuk menghasilkan ASI. Semakin sering bayi menghisap putting
susu akan semakin banyak prolaktin dan ASI dikeluarkan. Pada hari-hari pertama
kelahiran bayi, apabila penghisapan putting susu cukup adekuat maka akan
dihasilkan secara bertahap 10 – 100 ml ASI. Produksi ASI akan optimal setelah
hari 10 – 14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi 700 – 800 ml ASI per hari
( kisaran 600 – 1000 ml ) untuk tumbuh kembang bayi. Produksi ASI mulai menurun
( 500 – 700 ml ) setelah 6 bulan pertama dan menjadi 400 – 600 ml pada 6 bulan
kedua usia bayi. Produksi ASI akan menjadi 300 – 500 ml pada
tahun kedua usia anak (Soetjiningsih, 1992).
Dari latar belakang diatas, menyatakan betapa
pentingnya pemberian ASI eksklusif, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Penambahan Berat Badan Bayi di Puskesmas
Karang Pule Tahun 2010”.
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut diatas maka dapat dirumuskan masalah
penelitian yaitu “Apakah ada hubungan pemberian ASI eksklusif dengan penambahan
Berat Badan Bayi di Puskesmas Karang Pule Tahun 2010?”
C.
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Untuk
mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan penambahan berat badan bayi
di Puskesmas Karang Pule 2010..
2.
Tujuan Khusus
1)
Mengidentifikasi jumlah bayi yang mendapatkan
ASI eksklusif .
2)
Mengidentifikasi pertambahan berat badan bayi
selama 6 bulan pertama.
3) Menganalisa hubungan pemberian ASI eksklusif
dengan penambahan berat badan bayi.
D.
Manfaat Penelitian
1.
Bagi peneliti
Untuk menambah
wawasan, memperluas ilmu pengetahuan dalam pengembangan ilmu serta sebagai
tambahan literatur atau informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya.
2.
Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan
masukan untuk peningkatan cakupan program khususnya kesehatan ibu dan anak.
3.
Bagi Profesi Bidan
Dengan
diketahui pengaruh ASI eksklusif terhadap tingkat pertumbuhan bayi akan menjadi
informasi bagi pemberi layanan kebidanan untuk dapat memberikan penyuluhan yang
baik di mulai pada saat hamil hingga pada saat persalinan.
4.
Bagi Masyarakat
Mengetahui
manfaat pemberian ASI eksklusif khususnya bagi ibu– ibu post partum yang sedang
menyusui.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
KERANGKA TEORI
1.
ASI EKSKLUSIF
a.
Pengertian
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI ( Air Susu Ibu ) sedini mungkin
setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain,
walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan ( Hubertin, 2002 ). ASI
Eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah lahir sampai bayi berumur
6 bulan tanpa pemberian makanan lain ( Hubertin, 2004 ).ASI Eksklusif
adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi baru lahir sampai 6
bulan ( Martadinata,
2007 ). ASI Eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi tanpa disertai makanan
atau minuman lainnya seperti air putih, susu formula, jeruk, pisang, bubur,
dsb. Diberikan pada bayi usia 0-6 bulan ( Irraningrum, 2007 ).
Pemberian ASI secara eksklusif selama beberapa minggu setelah
lahir akan menurunkan resiko menderita eksim ektopik di tahun pertama
kehidupan, disamping itu juga menjalin keakraban.
Bayi yang diberi minum ASI harus bekerja keras menghisap putting
susu, sedangkan bayi peminum susu botol pasif saja menanti tetesan susu dari
botol. Dampaknya karena harus bekerja, bayi yang minum ASI akan segera berhenti
menghisap jika dia telah merasa kenyang. Sebaliknya bayi peminum susu botol
tidak akan berhenti meneguk susu kecuali botolnya telah kosong, hal yang cepat
mengarah ke obesitas (Arisman, 2004).
b.
Komposisi Kandungan ASI
ASI mengandung semua gizi yang diperlukan bayi dalam 4-6 bulan
pertama kehidupan dianjurkan agar pada masa ini bayi hanya diberikan ASI.
1). Protein
Protein adalah
bahan baku
untuk tumbuh, kwalitas protein sangat penting selama satu tahun pertama
kehidupan bayi.
a) Protein yang utama adalah whey. Whey adalah
protein yang halus, lembut, mudah dicerna.
b)
ASI mengandung Akfa Laktalbumin.
c)
Protein lainnya yaitu taurin, taurin adalah
protein otak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak, susunan syaraf,
pertumbuhan retina.
d)
Laktoferin adalah protein yang mengangkut zat
besi dari ASI ke darah sebagai pembunuh / penghancur bakteri yang jahat dan
memberikan bakteri usus yang baik menghasilkan vitamin.
e)
Lysosyme adalah suatu kelompok antibiotik
alami didalam ASI.
2). Lemak
Lemak ASI
adalah komponen ASI yang dapat berubah – ubah kadarnya. Kadarnya bervariasi
disesuaikan dengan kebutuhan kalori untuk bayi yang sedang tumbuh.
3). Karbohidrat
Karbohidrat
utama ASI adalah laktosa, ASI mengandung lebih banyak laktosa dibandingkan
dengan susu mamalia lainnya.
a) Laktosa diperlukan untuk pertumbuhan otak.
b) Salah satu produk dari laktosa adalah
galaktosa. Galaktosa merupakanmakanan vital bagi jaringan otak yang sedang
tumbuh.
c) Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium yang
sangat penting untuk pertumbuhan tulang.
d) Laktosa juga meningkatkan pertumbuhan bakteri
usus yang baik yaitu laktobacillus lifidus.
e)
Laktosa oleh fermentasi akan menjadi asam
laktat dan asam laktat ini akan menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya.
4). Vitamin, mineral, dan zat besi.
5). Garam, kalsium, dan fosfat.
6). Dan adanya sel – sel darah putih
sebagai zat pelindung dalam tubuh bayi dari kuman – kuman jahat. ( Utami Roesli, 2000
).
c.
Pengelompokkan ASI
1)
ASI stadium I
ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakn
cairan yang pertama disekresi oleh kelnjar payudara dari hari ke-1 sampai hari
ke-4, volume berkisar 150-300/24 jam. Kolostrum berwarna kuning keemasan
disebabkan oleh tingginya komposisi - komposisi lemak dan sel – sel hidup.
Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mekonium
sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI.
Hal ini menyebabkan bayi yang mendapat
ASI pada minggu ke-1 sering defekasi dan berwarna
2)
ASI stadium II
ASI stadium II
adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari ke-4 sampai hari
ke-10. komposisi protein makin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang makin
tinggi dan jumlah volume ASI semakin meningkat. Pada
masa ini pengeluaran ASI mulai stabil begitu juga dengan kondisi fisik ibu.
3)
ASI stadium III
ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi
dari hari ke-10 sampai seterusnya. ASI
matur merupakan nutrisi bayi yang terus menerus berubah yang disesuaikan dengan
perkembangan bayi sampai berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan selain
ASI.
d.
Manfaat dan Keunggulan ASI
Banyak manfaat
pemberian ASI khususnya ASI Eksklusif yang dapat dirasakan. Berikut manfaat
terpenting yang diperoleh bayi:
1)
ASI sebagai nutrisi
Air Susu Ibu secara khusus disesuaikan dengan kebutuhan bayi,
misalnya ASI dari seorang ibu yang kebutuhan bayi prematur. Komposisinya akan
berbeda dengan ASI yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan.
ASI yang keluar pada menit-menit pertama menyusui disebut foremilk
sedangkan ASI yang keluar pada saat akhir menyusui disebut hindmilk.
ASI merupakan gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi
yang paling sempurna, baik kwalitas maupun kwantitas.
2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh dari bayi
Bayi saat lahir akan membuat zat kekebalan
cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif pada waktu berusia 9 sampai 12
bulan. Pada saat kadar zatnya menurun dan yang dibentuk oleh badan bayi belum
mencukupi maka akan terjadi kesenjangan kekebalan pada bayi, maka bayi perlu
diberi ASI karena ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang
melindungi bayi dari berbagai penyakit.
3)
ASI Eksklusif meningkatkan kecerdasan
Kecerdasan berkaitan erat dengan otak maka jelas bahwa faktor yang
mempengaruhi perkembangan kecerdasan adalah pertumbuhan otak dan faktor penting
dalam proses pertumbuhan otak adalah nutrisi.
Nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi, banyak
terdapat dalam ASI, karena kandungan daripada ASI seperti yang disebutkan
diatas mencakup semua yang diperlukan dalam pertumbuhan otak terutama taurin,
laktosa, asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, Omega-3, Omega-6).
4) ASI Eksklusif meningkatkan jalinan kasih
sayang
Bayi yang sering berasa dalam dekapan ibu
karena menyusui akan merasakan kasih sayang ibunya dan ia pun akan merasa aman
dan tentram. Perasaan inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi
dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.
e. Manfaat Lain Pemberian ASI Bagi Bayi :
1) Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi
kebutuhan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan sampai usia 4-6
bulan.
2)
Meningkatkan daya tahan tubuh.
3) Melindungi anak dari serangan alergi.
4) Mengandung asam lemak untuk pertumbuhan
otak.
5) Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian
berbicara.
6) Membantu pembentukan rahang yang bagus.
7)
Mengurangi resiko terkena penyakit kanker,
kencing manis.
f.
Cara Pemberian ASI Yang Baik
1) Ibu duduk atau berbaring dengan santai dan
nyaman.
2) Untuk menjaga bayi gunakan bantal atau
selimut.
3) Gendong bayi setinggi payudara, gunakan bantal
untuk menyangga punggung lengan bayi.
4) Ibu mengatur posisi bayi sehingga tubuh bayi
miring menghadap ibuserta perut bayi menempel perut ibu.
5)
Siku dengan lengan bawah ibu menyangga kepala
,leher dan punggung bayi, tangan ibu memegang bokong atau paha atas bayi.
6)
Lengan bayi lebih dekat ke ibu, diusahakan
melingkari tubuh ibu agar tidak menghalangi mulut bayi ketika menghisap
putting.
7)
Tangan ibu yang sebelah memegang payudara
dengan bentuk C yaitu ibu jari berada diatas dan keempat jari lainnya berada dibawah,
hal ini bertujuan untuk menyangga payudara dan akan lebih mudah dalam
mengarahkan dan memasukkan putting susu keluar dari mulut bayi dan menekan dagu
bayi.
8)
Sentuh bibir bayi dengan putting susu,
gerakan putting susu ke atas dan ke bawah untuk merangsang bibir bayi sampai
bayi membuka lebar mulutnya.
9)
Mulut bayi terbuka lebar agr putting dan
areola payudara bisa masuk ke mulut bayi.
g. Waktu Pemberian ASI / Frekwensi Pemberian ASI
Watu pemberian ASI tergantung pada berat badan bayi, bayi dengan berat badan 2,5 kg - 3 kg perlu
minum 3 jam sekali, jadi dalam 24 jam pemberian ASI sebanyak 8 kali, sedangkan
berat bayi dapat mengikuti jadwal, maka susuilah setiap bayi lapar sekalipun
setiap 2 jam. Jika
bayi tidur terus melewati waktu minumnya sebaiknya dibangunkan.
h.
Hambatan Pemberian ASI
1)
Putting Susu Nyeri
Salah satu
penyebab susu nyeri adalah karena bayi menghisap susu dengan posisi yang salah.
Bayi tidak cukup banyak memasukkan areola ke mulutnya. Dan hanya menghisap dari
ujung putting susu saja.
2)
Putting Susu Pecah
Bila bayi
terus menyusu dengan posisi yang salah, bisa terjadi kerusakan kerusakkan kulit
putting susu, sehingga terjadi celah atau retak. Bakteri dapat memasuki
jaringan payudara dan menyebabkan mastitis atau abses payudara.
3)
ASI Tersumbat
Saat menyusui
ada satu atau lebih saluran ASI tersumbat dan ASI tidak dapat mengalir keluar.
Hal ini dapat menyebabkan payudara merah dan sakit, bila tidak diobati dapat
terjadi infeksi.
4)
Mastitis
Putting buah
dada terasa sakit dan bengkak, panas dan badan seluruhnya merasa tidak enak.
Infeksi payudara dapat terjadi 1-3 minggu sesudah melahirkan dan dapat terjadi
sebagai komplikasi tersumbatnya saluran ASI yang tidak diobati.
5)
Abses Payudara
suatu abses
atau penahan payudara tidak karena infeksi umum dan mengadakan komplikasi lokal
dengan akumulasi penahanan disuatu bagian payudara.
6)
Ibu Sakit
Pada umumnya
kebanyakan jenis penyakit ibu tidak menghalangi ibu untuk melanjutkan pemberian
ASInya namun bila sakit sebaiknya konsultasikan dengan ahlinya.
7)
Kelelahan Ibu
Semua wanita
akan merasa lelah dalam minggu pertama setelah ia melahirkan dan harus
memberikan bayinya ASI. Kemungkinan adanya ketegangan – ketegangan selama
melahirkan mempengaruhi tenaganya karena itu ibu perlu untuk memulihkan
tenaganya.
8)
Ibu Bekerja
Ibu pekerja diluar rumah bukan alasan menghentikan
menyusui. Ibu harus mampu mengatur jadwal dalam pemberian ASI dan waktu
bekerja.
2.
PERTUMBUHAN BAYI
a.
Pengertian
Pertumbuhan bayi adalahsesuatu yang dimulai dari umur, berat
badan, panjang badan dan lingkar kepala.
Pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh
bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur ( Depkes RI, 1992 )
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu ( Markum dkk, 1992 )
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa
diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter),
umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
Pola pertumbuhan berat
badan bayi/BB (weight)
dan panjang badan/PB (length)
bayi digambarkan dalam KurvaPertumbuhan atau Weight/Length
Chart. Rentangnya dari 5% sampai 95%. Apabila bayi berada dalam chart tersebut,
maka bayi masih dikatakan normal. Namun, berada di luar chart baik lebih rendah
atau lebih tinggi tidak bisa dinilai ada kelainan, harus diperiksa penyebabnya
apa. Misalnya faktor genetik.
b.
Pertambahan berat badan bayi
Sebesar 113-142 gram sepekan masih tergolong
normal. Nancy Mohrbacher dan Julie Stock, dalam bukunya “The Breastfeeding
Answer Book” (2003) menulis, khusus bayi ASI bobotnya dalam waktu 5-6 bulan
rata-rata akan menjadi dua kali lipat barat lahir.
c.
Tahap pertumbuhan
Pertumbuhan bayi dimulai dari umur dan berat badan. Tentu saja ini
hanya patokan dasar saja, karena tiap anak berbeda-beda tahapannya.
Umur
|
Berat Badan
|
1 bulan
|
3,0 – 4,3 kg
|
2 bulan
|
3,6 – 5,2 kg
|
3 bulan
|
4,2 – 6,0 kg
|
4 bulan
|
4,7 – 6,7 kg
|
5 bulan
|
5,3 – 7,3 kg
|
6 bulan
|
5,8 – 7,8 kg
|
7 bulan
|
6,2 – 8,3 kg
|
8 bulan
|
6,6 – 8,8 kg
|
9 bulan
|
7,0 – 9,2 kg
|
10 bulan
|
7,3 – 9,5 kg
|
11 bulan
|
7,6 – 9,9 kg
|
12 bulan
|
7,8 – 10,2 kg
|
d.
Petunjuk yang dapat di pakai untuk mengetahui
produksi ASI
Untuk
mengetahui banyaknya produksi ASI, beberapa kriteria yang dapat di pakai
sebagai patokan untuk mengetahui jumlah ASI cukup atau tidak adalah :
1). ASI yang
banyak dapat merembes ke luar melalui puting
2). Sebeluim
di susukan payudara terasa tegang
3). Berat badan naik dengan memuaskan sesuai dengan umur.
a). Umur Kenaikan berat
badan rata-rata
1-3
bulan 700
gr/bulan
4-6
bulan 600
gr/bulan
7-9
bulan 400
gr/bulan
10-12
bulan 300
gr/bulan
b). Pada umur 5 bulan tercapai 2 x berat badan waktu
lahir.
c). Pada umur 1 tahun tercapai 3 x berat badan waktu
lahir.
4). Jika ASI cukup, setelah bayi menyusui
bayi akan tertidur/ tenang selama 3-4 jam.
5). Bayi
kencing lebih sering,sekitar 8 kali sehari.
e.
Faktor
– faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bayi
1.
Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir
proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung dalam sel
telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kwalitas dan kwantitas pertumbuhan.
Termasuk faktor genetik antara lain :
a. Berbagai faktor bawaan yang normal dan
patologik
Potensi genetik yang bermutu hendaknya
dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil
akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering
diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor lingkungan yang kurang memadai
untuk tumbuh kembang anak yang optimal bahkan kedua faktor ini dapat
menyebabkan kematian anak – anak sebelummencapai usia balita.
b.
Jenis kelamin
Dikatakan anak
laki – laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi belum
diketahui secara pasti mengapa demikian.
c.
Ras / suku bangss
Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras / suku
bangsa.
2.
Faktor lingkungan
a.
Faktor lingkungan pranatal
1.
Gizi ibu pada waktu hamil
2.
Mekanis
3.
Toksin / zat kimia
4.
Stress
b.
Faktor lingkungan postnatal
1.
Lingkungan biologis
a.
Ras / suku bangsa
b.
Jenis kelamin.
c.
Umur.
d.
Gizi.
e.
Perawatan kesehatan.
2.
Faktor fisik
a.
Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah.
b.
Sanitasi.
c. Keadaan rumah, struktur bangunan, ventilasi,
cahaya, dan kepadatan hunian.
d.
Radiasi.
3.
Faktor psikososial
a.
Stimulasi.
b.
Motivasi belajar.
c. Ganjaran atau hukuman yang wajar.
d.
Stress.
e.
Sekolah.
f.
Cinta dan kasih sayang.
4.
Faktor keluarga dan adat istiadat
a.
Pekerjaan / pendapatan keluarga.
b.
Pendidikan Ayah / Ibu.
c.
Jumlah saudara.
d.
Jenis kelamin dalam keluarga.
e.
Kepribadian Ayah / Ibu.
f.
Adat istiadat.
g.
Agama.
(
Soetjiningsih, 1995 )
B. KERANGKA KONSEP
Pemberian
ASI eksklusif
|
1. Faktor
Genetik
|
2. Faktor Lingkungan
|
Penambahan berat badan bayi
|
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
Sumber : Soetjiningsih,
1995
C.
HIPOTESIS
Ada hubungan pemberian ASI
Eksklusif dengan Penambahan Berat Badan bayi di Puskesmas Karang Pule.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup
penelitian ini adalah meneliti “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan
Penambahan Berat Badan Bayi”.
1.
Tempat penelitian
a). Tempat penelitian ini dilaksanakan Di
Puskesmas Karang Pule Kota Mataram.
b). Cakupan isi Data ASI
Eksklusif
2.
Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus
B.
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik yaitu dimana
peneliti hanya melakukan pengamatan saja atau melakukan pengukuran–pengukuran
saja dan tidak melakukan intervensi (Notoatmodjo, 2005). Rancangan
penelitian menggunakan cross sectional, yaitu penelitian yang pengukuran
variabel - variabelnya dilakukan hanya
satu kali pada satu saat (Notoatmodjo, 2005).
C.
Populasi Dan Sampel
1.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti. (Notoatmodjo,
2003). Dalam penelitian ini, populasinya adalah bayi
Yang berumur lebih dari 0-12 bulan.
2.
Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Sedangkan
yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah sampelnya bayi yang berusia 6
bulan yang di batasi dengan kriteria inklusi dan eksklusi :
a). Kriteria Inklusi
adalah karakteristik subjek penelitian dari suatu
populasi target terjangkau yang akan diteliti. (Nursalam, 2001).
Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah :
- Bayi yang lahir
dengan berat badan normal.
b). Kriteria Eksklusi
adalah
menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari
studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2001).
Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
-
Bayi yang mengalami sakit berat pada usia 0-6
bulan.
-
Bayi dengan
cacat kongenital
D.
Identifikasi Variabel
Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel
yaitu :
1.
Variabel Independent
Variabel Independent adalah suatu variabel yang bersifat bebas,
atau biasa disebut variabel bebas. Variabel independent pada penelitian ini
adalah pemberian ASI Eksklusif.
2.
Variabel Dependent
Variabel dependent adalah suatu variabel yang bersifat terikat,
atau biasa disebut variabel terikat. Variabel dependent pada penelitian ini
adalah tingkat penambahan berat badan bayi.
E.
Data Yang Dikumpulkan
1.
Data sekunder
Yaitu bila pengumpulan data yang di inginkan di peroleh dari orang
lain atau tempat lain dan tidak di lakukan oleh peneliti sendiri (Eko Budiarto,
2001)
a.
Meliputi data mengenai jumlah bayi yang
diberikan ASI Eksklusif.
b.
Meliputi data mengenai pertambahan berat
badan bayi.
c.
Gambaran umum lokasi penelitian yaitu
puskesmas karang pule kota
mataram Yang Di Peroleh Dari Profil Puskesmas.
F.
Cara Pengumpulan Data
1.
Data tentang gambaran umum lokasi penelitian
dikumpulkan melalui data monografi kelurahan
2.
Datatentang pemberian asi ekslusif diperoleh
melalui rekam medik.
3.
Data tentang penambahan berat badan bayi
diambil dengan rekam medik.
G.
Cara Pengolahan Data
1.
Data tentang pemberian ASI Eksklusif diolah
dengan cara deskriptif kemudian menggunakan tabel frekuensi.
2.
Data tentang penambahan berat badan bayi
diolah dengan cara deskriptif dengan menggunakan tabel frekuensi:
a).
Berat badan lebih : X > 1 SD
b). Berat badan normal : 2SD < X < 1SD
c). Berat badan kurang : 3SD< X < 2SD
d). Berat badan sangat kurang : X < 3SD
H.
Analisa Data
Data tentang pemberian ASI Eksklusif dengan tingkat pertumbuhan
berat badan Bayi diwilayah kerja Puskesmas Karang pule dianalisa dengan
menggunakan uji Chi-Squaredan pengolahan data ini dilakukan dengan
bantuan komputer melalui program SPSS 13.00.
I.
Definisi Operasional
No
|
Variabel
|
Definisi Operasional
|
Alat ukur
|
Cara Ukur
|
Hasil Ukur
|
Skala
|
1
|
ASI Eksklusif
|
Pemberian
ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal
dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6
bulan
Dikategorika
ASI
Eksklusif
-
Jika Bayi
diberikan
hanya ASI sampai dengan usia 6 bulan.
Non
ASI Eksklusif
-
- Jika bayi diberikan makanan atau minuman selain ASI pada usia
6 bulan.
|
Format
pengumpulan Data
|
Penelusuran Rekam medic
|
Nominal
|
|
2
|
Penambahan berat badan
bayi
|
Kenaikan
berat badan bayi pada usia 6 bulan yang di ukur dengan satuan gram.
Dikategorikan
-
BB
lebih
-
BB
Normal
-
BB
kurang
-
BB
sangat kurang
|
Format pengumpulan Data
|
Penelusuran Rekam medik
|
Ordinal
|
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1.
Gambaran
Umum Lokasi Penelitian
a.
Keadaan Geografis
Puskesmas Kediri merupakan Pukesmas yang dilengkapi dengan Sarana
Rawat Inap yang berada dalam wilayah Kecamatan Kediri di Kabupaten Lombok Barat dengan keadaan sebagai berikut :
1) Batas
Wilayah
Wilayah kerja Puskesmas Kediri
yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Kediri berbatasan dengan :
Sebelah Utara :
Kecamatan Labuapi
Sebelah Timur :
Kecamatan Kuripan
Sebelah Barat :
Kecamatan Gerung
Sebelah Selatan : Kecamatan Kuripan
2) Luas
Wilayah Kerja
Puskesmas Kediri mencangkup wilayah 8 (delapan) Desa dan 65 Dusun
dengan luas wilayah keseluruhan 21,64 Km2 dengan luas per Desa
sebagai berikut :
Tabel. 4.1 Wilayah dan Jumlah Dusun per Desa Wilayah Kerja Puskesmas Kediri.
No
|
DESA
|
LUAS WILAYAH
( KM2)
|
JUMLAH
DUSUN
|
1
|
Kediri
|
4,72
|
11
|
2
|
Montong Ara
|
2,81
|
13
|
3
|
Gelogor
|
1,68
|
6
|
4
|
Rumak
|
3,23
|
4
|
5
|
Ombe Baru
|
1,79
|
4
|
6
|
Banyu Mulek
|
2,43
|
16
|
7
|
Jaga Raga Indah
|
3,20
|
6
|
8
|
Dasan Baru
|
1,78
|
5
|
21,64
|
65
|
3) Kondisi
Wilayah
Kondisi wilayah kerja Puskesmas Kediri merupakan wilayah dataran
rendah dengan jalur angkutan perhubungan antar desa sebagian besar merupakan
sarana jalan beraspal san jalan tanah. Sarana transportasi
lancar dengan fasilitas sarana angkutan pedesaan, cidomo, dan ojek.
b.
Demografi
1) Jumlah
Penduduk
Puskesmas Kediri menyediakan pelayanan kesehatan untuk 55060 jiwa
(jumlah riil) yang tersebar di 8 (delapan) Desa di sebagian wilayah Kecamatan
Kediri, dengan rincian jumlah penduduk per desa adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.2 Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga dan Kepadatan Penduduk Per Desa
di Wilayah Puskesmas Kediri
Tahun 2009.
No
|
Desa
|
Jumlah
Penduduk
(riil)
|
Jlh
Rumah
Tangga (kk)
|
Kepadatan
Penduduk
(km2)
|
1
|
Kediri
|
17.222
|
3.456
|
6.855
|
2
|
Montong Ara
|
6.741
|
1.226
|
3.760
|
3
|
Gelogor
|
5.479
|
1.720
|
6.451
|
4
|
Rumak
|
4.177
|
1.391
|
2.331
|
5
|
Ombe Baru
|
3.895
|
1.083
|
1.440
|
6
|
Banyu Mulek
|
4.931
|
3.042
|
1.948
|
7
|
Jaga
Raga Indah
|
4.773
|
1.348
|
8.132
|
8
|
Dasan
Baru
|
3.342
|
916
|
1.138
|
55.060
|
14.182
|
32.056
|
2) Mata
Pencaharian
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kediri sebagian besar adalah
sebagai petani, pegawai negeri dan wiraswasta/ pengusaha.
2.
Gambaran
Pemberian ASI Ekslusif
Tabel 4.3. Pemberian ASI Ekslusif oleh Sampel di Wilayah
Kerja Puskesmas Kediri Kabupaten Lombok Barat Tahun 2009
No
|
Pemberian ASI Ekslusif
|
Frekuensi (n)
|
Persentase (%)
|
1.
|
ASI Ekslusif
|
122
|
77,7
|
2.
|
Non ASI Ekslusif
|
35
|
22,3
|
Jumlah
|
157
|
100,0
|
Dari tabel 4.3. diatas dapat dilihat bahwa
dari 157 sampel sebagian besar memberikan ASI ekslusif kepada bayinya yaitu
sebanyak 122 sampel (77,7%), dan selebihnya memberikan ASI non ekslusif yaitu sebanyak 35 sampel
(22,3%)
3.
Gambaran
Pertambahan Berat Badan Bayi
Tabel 4.4. Pertambahan Berat Badan Bayi yang diberikan
ASI Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kediri
Tahun 2009
No
|
Pertambahan
Berat Badan Bayi
|
Frekuensi (n)
|
Persentase (%)
|
1.
|
Lebih
|
3
|
2,45
|
2.
|
Normal
|
116
|
95,10
|
3.
|
Kurang
|
3
|
2,45
|
4.
|
Sangat Kurang
|
0
|
0
|
Jumlah
|
122
|
100,0
|
Berdasarkan
tabel 4.4. diatas dapat dilihat bahwa dari 122 bayi yang mendapatkan ASI ekslusif
sebagian besar mengalami pertambahan berat badan yang normal yaitu sebanyak 116
sampel (95,10%), dan sebagian kecil sampel bayinya mengalami pertumbuhan berat
badan yang lebih dan kurang yaitu masing-masing sebanyak 3 sampel (2,45%).
Tabel 4.5. Pertambahan Berat Badan Bayi yang diberikan
ASI Non Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kediri Tahun 2009
No
|
Pertambahan
Berat Badan Bayi
|
Frekuensi (n)
|
Persentase (%)
|
1.
|
Lebih
|
0
|
0
|
2.
|
Normal
|
2
|
5,71
|
3.
|
Kurang
|
24
|
68,57
|
4.
|
Sangat Kurang
|
9
|
28,12
|
Jumlah
|
35
|
100,00
|
Berdasarkan
tabel 4.5. diatas dapat dilihat bahwa dari 35 bayi yang mendapatkan ASI Non
Ekslusif sebagian besar mengalami pertambahan berat badan yang kurang yaitu
sebanyak 24 sampel (68,57%), dan sebagian kecil sampel bayinya mengalami
pertumbuhan berat badan yang normal yaitu sebanyak 2 sampel (5,71%).
4.
Hubungan
Pemberian ASI Ekslusif dengan Pertambahan Berat Badan Bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Kediri Tahun 2009
Untuk mencari hubungan antara pemberian ASI ekslusif dengan
pertambahan berat badan bayi, maka dilakukan tabulasi silang antara variabel
pemberian ASI ekslusif dengan variabel pertambahan berat badan bayi dan
dilakukan uji statistik dengan Chi Square.
Adapun tabulasi silang antara pemberian ASI ekslusif dengan pertambahan berat
badan bayi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.6 Tabulasi Silang Pemberian ASI Ekslusif dengan
Pertambahan Berat Badan Bayi di wilayah kerja Puskesmas Kediri Tahun 2009
No
|
Pertambahan Berat Badan Bayi
|
Pemberian ASI EKslusif
|
Total
|
P value
|
||||
ASI Ekslusif
|
ASI Non Ekslusif
|
|||||||
N
|
%
|
N
|
%
|
n
|
%
|
|||
1.
|
Lebih
|
3
|
1,9
|
0
|
0,0
|
3
|
1,9
|
0,000
|
2.
|
Normal
|
116
|
73,9
|
2
|
1,3
|
118
|
75,2
|
|
3.
|
Kurang
|
3
|
1,9
|
24
|
15,3
|
27
|
17,2
|
|
4.
|
Sangat Kurang
|
0
|
0,0
|
9
|
5,7
|
9
|
5,7
|
|
Jumlah
|
122
|
77,7
|
35
|
22,3
|
157
|
100,0
|
Dari
tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 157 sampel sebagian besar yang mendapatkan ASI
ekslusif mengalami pertambahan berat badan yang normal yaitu sebanyak 116
sampel (73,9%) dan tidak ada sampel yang mengalami pertambahan berat badan yang
sangat kurang. Sedangkan yang tidak mendapatkan ASI Ekslusif dari 9 bayi
semuanya mengalami pertambahan berat badan yang sangat kurang dan tidak ada
bayi yang mengalami berat badan yang lebih.
Dari
hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square
diperoleh nilai p (0,000) < α (0,05) yang artinya bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara pemberian ASI Ekslusif dengan pertambahan berat badan
bayi.
B. PEMBAHASAN
1. Identifikasi Pemberian ASI Ekslusif oleh
Sampel di Puskesmas Kediri
Tahun 2009
Berdasarkan
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah
memberikan ASI ekslusif kepada bayinya yaitu 77,70% (122 sampel). Hal ini
menunjukkan bahwa kesadaran ibu sudah sangat tinggi dalam memberikan ASI
ekslusif pada bayinya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mia Mega Sari di Kelurahan Dasan Agung Wilayah Kerja Puskesmas Pagesangan Tahun
2005 lebih banyak ibu yang memberikan ASI Ekskiusif daripada ibu yang tidak
memberikan ASI Eksklusif yaitu sebanyak 69,4%, sedangkan yang tidak memberikan
ASI Eksklusif sebanyak 30,6% (Sari, 2005).
Pemberian
ASI adalah intervensi yang paling efektif untuk meningkatkan kelangsungan hidup
bayi dan tumbuh kembangnya secara optimal. Pasalnya, hanya ASI yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan hidup bayi dalam 6 bulan pertama tanpa tergantikan
susu formula. Jelasnya, ASI adalah asupan gizi yang terbaik untuk bayi,
khususnya untuk melindungi dari infeksi pernafasan, diare, alergi, sakit kulit,
asma dan obesitas.
Pemberian
ASI sesungguhnya adalah hak dan tanggung jawab yang besar manfaatnya. Pada ibu,
menyusui dapat menurunkan risiko terhadap pendarahan, kanker payudara dan
kanker ovarium, menunda kehamilan
berikutnya serta menurunkan resiko patah pada tulang panggul. Beberapa hal yang
menjadi kendala sosialisasi ASI ini di antaranya, rendahnya pengetahuan ibu
mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, termasuk menyusui dini atau
inisiasi ASI dini.
Selain
itu, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan di Indonesia, sebagian besar masih
belum bisa mendukung program peningkatan pemberian ASI. Tambahan lagi adanya
kndala social budaya, berkaitan banyaknya mitos-mitos dan berbagai kebiasaan
yang tidak mendukung pemberian ASI sejak dini
seperti kolostrum tidak baik atau
bahkan bahaya bagi bayi; bayi butuh teh
atau cairan khusus lainnya sebelum menyusui; bayi tidak akan kekurangan cairan
bila hanya diberi kolostrum atau ASI saja; bayi akan kedinginan atau ibu
terlalu lelah menyusui setelah proses kelahiran.
Mengingat
ASI adalah makanan yang paling cocok bagi bayi, WHO menganjurkan agar selama
usia 0 sampai enam bulan bayi hanya diberi ASI sebagai menu utama dan
satu-satunya. Anjuran ini sangat beralasan karena selain memiliki jenis yang
sama dan zat kekebalan, kandungan ASI juga bisa mencerdaskan bayi.
2. Identifikasi Pertambahan Berat Badan Bayi
Berdasarkan
hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan bahwa sebagian
besar bayi mempunyai pertambahan berat badan yang normal yaitu sebanyak 118 sampel
(75,16%). Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan bayi dalam keadaan normal dengan
kata lain gizi yang dibutuhkan oleh bayi sudah terpenuhi.
Terdapat variasi besar untuk
berat dan tinggi badan yang dianggap normal pada bayi yang baru lahir. Berat
rata-rata adalah antara 2,5-4,5 kg dan banyak bayi yang sehat berat badannya
kurang atau lebih dari angka-angka tersebut tanpa ada masalah.
Bayi biasanya kehilangan berat
badan di hari-hari pertama setelah kelahiran sekitar 10 persen dari berat lahir
masih dianggap tidak apa-apa. Ini disebabkan oleh kehilangan kotoran (mekonium)
melalui pup dan urin yang merupakan hal yang wajar. Dan waktu yang dibutuhkan
untuk memperoleh kembali berat lahirnya yaitu sekitar hari ke-10. Banyak bayi
yang sehat membutuhkan waktu yang lebih lama. ( www.wikipedia.com )
Berat
badan bayi meningkat secara tidak teratur. Terutama sekali pada bayi yang disusui. Bila
dirata-rata, peningkatan berat badan berkisar pada 150-200 g per minggu,
biasanya melambat setelah usia tiga bulan dan menjadi lebih lambat lagi setelah
enam bulan. Tentu saja ada waktu dimana bayi mengalami dorongan pertumbuhan
yang cepat dan mengalami kenaikan berat badan atau tumbuh lebih dari biasanya. (Depkes RI, 1992)
3.
Hubungan Pemberian ASI Ekslusif dengan Pertambahan Berat
Badan Bayi
Hasil uji statistik menjelaskan
adanya hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan
pertambahan berat badan bayi. Bila dilihat dari hasil tabulasi silang bahwa
bayi yang diberi ASI eksklusif tidak ada yang mengalami pertambahan berat badan
yang sangat kurang dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI eksklusif. Hal ini
karena ASI eksklusif memberikan gizi yang cukup terhadap bayi seperti yang
diungkapkan dalam buku Departemen Kesehatan Jakarta (1997:2) yang mengatakan
bahwa keuntungan yang diperoleh dari pemberian ASI eksklusif kepada bayi antara
lain karena bayi akan mendapatkan gizi
yang cukup serta zat kekebalan terhadap berbagai penyakit yang
disebabkan bakteri, virus jamur, dan parasit yang sering menyerang manusia
sehingga bayi dapat terhindar dari berbagai penyakit infeksi (Dep Kes,
1997:11).
Menurut BKKBN (2006) dikemukakan bahwa pada usia bayi 0-1 tahun,
ASI merupakan makanan yang terpenting bagi pertumbuhan otak. Semakin banyak
bayi mendapat ASI eksklusif, maka dalam pertumbuhan ketak, bayi lebih sehat, lebih
cerdas, lebih stabil emosinya, lebih peka sikap sosial dan lebih kuat sifat
spiritualnya.
Gangguan gizi pada masa bayi dapat menghambat pertumbuhan bayi
tersebut dikemudian hari. Penelitian ilmiah membuktikan bahwa bayi akan tumbuh
lebih sehat dan lebih cerdas dengan diberi ASI eksklusif selama empat sampai
enarn bulan pertama kehidupannya. ASI merupakan sumber nutrisi dan imunitas
yang paling baik untuk bayi yang sedang tumbuh kembang (Hanafi, 2004).
Kandungan
nutrisi pada ASI tentu saja berbeda dari susu sapi yang merupakan bahan susu
formula. Kandungan lemak utama ASI adalah lemak ikatan panjang, sedangkan susu
sapi mengandung lemak ikatan pendek. Lemak ikatan panjang adalah cikal bakal
DHA dan AA untuk perkembangan otak. Karena itulah kenapa produsen susu formula
menambahkan produknya dengan kandungan DHA dan AA yang tak terdapat pada susu
sapi.
Akan
tetapi, DHA dan AA tambahan ini baru bisa terserap dengan baik jika bayi
memiliki enzim penyerapan yang cukup. Padahal, enzim dalam tubuh bayi masih belum
berfungsi penuh dan jumlahnya sedikit. Zat penyerapan DHA dan AA sudah terdapat
dalam ASI, sehingga mudah diserap oleh tubuh. Sedangkan susu formula tidak
disertai enzim penyerapan sehingga lebih bergantung pada enzim bayi yang sudah
ada. Akibatnya, penyerapan jadi tidak maksimal atau malah sedikit sekali.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan pada bab sebelumnya serta tujuan
khusus yang dikemukakan di awal bab, maka peneliti dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1.
Dari 157 sampel yang diteliti sebagian besar telah
mendapatkan ASI ekslusif yaitu sebanyak 77,70%.
2.
Sebagian besar sampel yang diteliti mengalami kenaikan
berat badan yang normal yaitu sebanyak 75,16% dan kebanyakan bayi yang minum
Asi eksklusif mengalami penambahan berat badan bayi yang normal sebanyak 73,9
%.
3.
Ada hubungan yang antara pemberian Asi
Ekslusif dengan penambahan berat badan bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kediri
tahun 2009.
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti menyampaikan saran sebagai
berikut:
1.
Ibu di harapkan agar memberikan ASI ekslusif kepada
bayinya sehingga bayi memperoleh gizi yang cukup di sertai dengan penambahan
berat badan bayi.
2.
Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi pedoman
dalam meningkatkan status gizi pada bayi sehingga bayi bisa tumbuh dan
berkembang sesuai dengan yang diharapkan.
3.
Untuk tenaga kesehatan agar tetap menjalankan
fungsinya sebagai penyuluh, terutama dalam hal pemberian informasi mengenai
manfaat dari Pemberian ASI Eksklusif.
FORMAT PENGUMPULAN DATA
JUDUL:
No.
|
Nama Bayi
|
Tanggal Lahir
|
Asi Eksklusif
|
BB Lahir
|
BB Usia 6 Bulan
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||||
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment
terima kasih atas komentar anda, blog ini do follow