BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. KERANGKA TEORI
1. Pendidikan
A.
Pengertian
pendidikan
Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku lainnya
di dalam masyarakat tempat mereka hidup.
Pendidikan juga dapat diartikan sebagai
proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan
yang terpilih dan terkontrol (
khususnya yang datang dari sekolah ), sehingga mereka
dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu
yang optimum (Nanang, 1998).
Pengertian lain dari pendidikan adalah pendidikan itu
tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk
persiapan hidup yang akan dating,
tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami individu yang perkembangannya
menuju tingkat kedewasaan.
B.
Ciri
-
ciri pendidikan
Beberapa ciri pendidikan
antara lain :
1. Pendidikan mengandung tujuan yaitu kemampuan untuk berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidup.
2. Untuk mencapai tujuan itu, pendidikan
melakukan usaha yang terencana dalam memilih isi ( materi
), strategi, dan teknik
penilaiannya yang sesuai
3. Kegiatan pendidikan dilakukan dalam lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat.
Arti formal pendidikan adalah suatu proses penyampaian bahan atau materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan guna rnencapai perubahann
tingkah laku sesuai lingkungannyan
pendidikan dipusatkan atau dikelompokan menjadi " Tri pusat
Pendidikan " yaitu pendidika formal mulai dari
TK sampai dengan Perguruan tinggi, pendidikan informal melalui pelatihan-pelatihan, kursus, dan pendidikan non
formal yang dilakukan melalui media massa baik elektronik
maupun cetak.
Tingkat pendidikan adalah jenjang
pendidikan sekolah yang ditamatkan, yang terbagi
dalam 3 tingkatan, antara lain :
1) Pendidikan rendah disebut juga pendidikan dasar yang lamanya 6 tahun. Dan pendidikan menengah pertama yang
lamamya 3 tahun sehingga sering dikatagorikan pendidikan dasar 9 tahun.
2) Pendidikan menengah atas yang masing-masing lama
pendidikannya
3 tahun
Pendidikan tinggi adalah lanjutan pendidikan menengah yang berupa universitas,
institut atau sekolah tinggi (Soekidjo,
1997)
C.
Tujuan pendidikan
Tujuan dari pendidikan kesehatan yaitu mengubah pengetahuan sikap,
pendapat, dan konsep serta menanamkan tingkah
laku/ kebiasaan yang baru.
2. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu
dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek
tertenu, penginderaan melalui panca indera,
sebagian besar pengetahuan manusia di
peroleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo,2003)
Menurut Notoatmodjo, bahwa tingkat
pengetahuan dalam Deman kognitif mempunyai
6 tingkatan yaitu :
a. Tahu
Tahu diartikan sebagai mengikat materi yang telah
dipelajari sebelumnya termasuk ke dalam
pengetahuan tingkat ini adalah mengikat kembali
(Recall) terdapat suatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang
di derit
b. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang suatu objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi secara benar.
b. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi yang
sebenarnya
c. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan dan objek suatu kompnen, tetapi masih dalam suatu struktur orgsnisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
d. Sintesis
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain Sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi yang ada.
e. Evaluasi
Evaluasi adalah berkaitan dengan
kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap objek / materi. Penilaian tersebut berdasarkan kriteria sendiri.
3.
Nifas
A. Pengertian
1. Nifas atau masa nifas adalah suatu masalah yang di mulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Berlangsung selama kira-kira 6 minggu ( Saifuddin, 2001)
2. Masa peurperium
atau masa nifas mulai setelah partus
Selesai,dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi
seluruh alat
genitali baru pulih kembali seperti sebelum ada
kehamilan dalam waktu 3 bulan.
(Hanifa,1999)
B.
Periode Nifas
1.
Peuperium Dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah
diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan
2.
Peurperium Intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat- alat
genitalia yang lamanya 6-8 minggu
3.
remote puerperium
yaitu waktu yang di perlukan untuk
pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi. Waktu untuk sempurna bila berminggu-minggu, bulanan atau
tahanan.
C.
Fisiologi masa nifas
Dalam masa nifas , alat- alat genitala internal maupun
yang eksterna akan berangsur angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Perubahan – perubahan alat-alat genital ini dalam keseluruhanya di sebut
involusi ini, terjadi juga perubahan-perubahan penting lain, yakni
hemokonsentrasi dan timbulkan laktasi. Yang terakhir ini karena pengaruh lactogenic hormone dari kelenjar
hipofisis terhadap kelenjar kelenjar mamma.
Lokia
adalah sekret yang berasal dari vakum uteri dan vagina dalam masa nifas. Pada
ahari pertama dan kedua lokia rubra atau lokia kruenta, terdiri atas darah
segar bercampur sisa sisa selaput ketuban, sel-seldesidua, sisa verniks
kaseosa, lanugo dan mekonium. Hari berikutnya darah bercampur lendir dan
disebut lokia sanguinolenta.setelah satu minggu ,lokia serosa. Setelah 2
minggu, lokia hanya merupakan cairan putih tersebut sebagai lokia alba.
Biasanya lokia berbau busuk, umpamanya pada adanya lokiostatik ( lokia tidak lancar
keluar ) dan infeksi ( Hanifa, 2005)
1.
Fisiologi laktasi
Pada masa hamil. terjadi perubahan pada payudara di mana ukuran payudara bertambah besar. Hal ini di
sebabkan proliferasi sel duktus laktiferus
dan sel kelenjar pembuat ASl, karena pengaruh hormone yang di buat plasenta yaitu laktogen, prolaktin kariogonadotropin, estrogen dan progesterone,
pembesaran juga di sebabkan pembesaran pembuluh darah sedangkan pada kehamilan
yang di sebut kolostrom sekresi cairan
tersebut karena pengaruh hormone laktogen dari plasenta dan hormone prolaktin dari kelenjar hipofis, produksi cairan tidak
berlebihan kerena meski selama hamil
kadar prolaktin cukup tinggi pengaruhnya di hambat oleh estrogen
dan setelah persalinan, dengan terlepasnya plasenta, kadar estrogen dan progesterone menurun, sedangkan prolaktin tetap tinggi karena tidak ada hambatan
oleh estrogen maka terjadi sekresi,
pada saat mulai menyusui maka dengan segera,
rangsangan isapan bayi memacu lepasnya prolaktin dan hipofise yang memperlancar sekresi ASI.
Untuk menghadapi masa laktasi
(menyusukan) sejak dari kehamilan telah terjadi
perubahan-perubahan pada kelenjar mamma, yaitu.
1. Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli,
dan jaringan
lemak bertambah.
2. Keluaran cairan dari duktus laktiferus disebut kolostrum,
berwarna kuning-putih susu.
3. Hipervaskularisasi pada
permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena berdilatasi sehingga
tampak jelas.
4. Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen
dan progesteron hilang. Maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu.
Disamping itu, pengaruh oksitosin
menyebabkan mio-epitel kelenjar susu
berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan.
Bila bayi mulai menyusui, isapan pada puting susu,.
Merupakn rangsangan psikis yang secara reflektons
mengakibatkan, oksitosin dikeluarkan oleh hipofise. Produksi ASI akan lebih
banyak. Sebagai efek positif adalah
involusi uterus akan lebih sempuma.
Disamping ASI merupakan makanan utama bayi yang tidak ada bandingannya, menyusukan bayi sangat baik untuk menjelmakan rasa kasih sayang antara ibu dan
anaknya. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar (rooming
in) atau pada tempat yang terpisah.
Keuntungan
rooming in :
-
Mudah menyusukan bayi
-
Setiap
saat selalu ada kontak antara ibu dan bayi
-
Sedini
mungkin ibu telah belajar mengurus bayinya
2.
Produksi ASI
Dalam fisiologi laktasi prolaktin suatu hormon yang
disekresi oleh glandula pituitaria anterior,
penting untuk produksi Air Susu Ibu, tetapi walaupun kadar hormon ini didalam
sirkulasi maternal meningkat selama
kehamilan, kerja hormon ini dihambat oleh hormon plasenta. Dengan lepas atau keluarnya plasenta pada akhir proses
persalinan, maka kadar estrogen dan progesteron berangsur-angsur turun sampai
tingkat dapat dilepaskannya dan diaktifkannya
prolaktin. Terjadi peningkatan suppay darah yang beredar
lewat payudara yang merupakan bahan penting untuk pembentukan air susu
(Verralls. 2003).
Prolaktin mempengaruhi produksi ASI dan oksitosin mempengaruhi sekresi ASI. Pengeluaran prolaktin terbanyak terjadi
pada saat menyusui di malam hari. Agar laktasi dapat berlangsung dengan baik, sangat efektif untuk mengeluarkan ASI dad payudara ibu guna mendukung persediaan ASI.
Suplai ASI diatur sesuai kebutuhan,
misal nafsu makan bayi (Johnson 2001).
Produksi
ASI tidak lepas dari proses pembentukan payudara sebagai pabriknya. Pertumbuhan dan
perkembangan payudara sudah dimulai sejak masa pubertas, dan akan mencapai tahap penyempurnaan
pada masa kehamilan. Produksi ASI sendiri terjadi pada kurang lebih hari
ketiga setelah melahirkan.
ASi
ini dihasilkan oleh jaringan kelenjar-kelenjar susu yang sangat banyak jumlahnya di dalam payudara,
kemudian dialirkan oleh saluran-saluran susu yang akan berakhir menuju puting susu. Jaringan payudara yang telah dipersiapkan selama
Kehamilan akan dipengaruhi oleh hormon
Prolaktin yang pada saat itu
memiliki kadar tinggi dalam darah. Selain itu faktor lain yang sangat penting dalam produksi ASI
adalah adanya rangsangan
pada puting payudara ibu. Pada masa
sesuda persalinan, puting payudara
menjadi lebih sensitif dan rangsangan berupa isapan mulut
bayi yang akan menyebabkan peningkatan kadar hormone.
Untuk
memperoleh ASI yang cukup, perlu ada kerja sama yang baik antara ibu dan
bayinya. Mengingat bahwa produksi ASI dipengaruhi oleh faktor yang ada pada ibu
antara lain berupa kadar hormon yang juga dipengaruhi oleh emosi, kondisi kesehatan, dan keadaan kecukupan
gizi. Begitu juga
faktor si bayi
antara lain berupa kemampuan mulut bayi untuk mengisap puting payudara ibunya perlu
mendapat perhatian (Musbikin 2006).
Selain persiapan secara
fisik, suasana ketenangan jiwa baik selama kehamilan ataupun selama menyusui akan besar pengaruhnya
terhadap produksi ASI. Oleh karena
itu perlu ciptakan suasana yang
tenang dan damai di dalam lingkungan keluarga,
bebas dari perasaan takut, resah, khawatir dan kecemasan yang berlebihan (Musbikin, 2006)
ASI tersedia pada awal menyusui, dipenampungan
dan saluran payudara dalam porsi besar. ASI
dalam sel penyimpan mengandung lebih banyak lemak, hal ini bukan di sebabkan karena payudara
rnemproduksi dua macam ASI
keduanya adalah ASI yang sama, namun
bagian yang beriemakdari HS cenderung melekat pada alveoli dan memerlukan rargsangapenurunan agar
terdorong keluar (Heather,2001)
3. Manfaat AS I
1. Makanan alamiah yang sempurna
2. Mengandung
zat gizi sesuai kebutuhan
3.
Mengandung DHA dan AA
yang bermanfaat untuk kecerdasan
bayi
4.
Mengandung
zat kekebalan untuk mencegah bayi dan berbagai penyakit
infeksi. Seperti : diare, batuk pilek radang tenggorokan, dan ganggwan
pernapasan.
5.
Melindungi
bayi dari alergi
6.
Aman
dan terjamin kebersihannya
7.
Tidak
akan pernah habis
8.
Membantu memperbaiki reflek menghisap,
menelan dan pernapasan bayi.
4. Manfaat Menyusui Bagi Ibu
1.
Memperkuat
rasa kasih saying kepada bayi
2.
Mengurangi
perdarahan setelah persalinan.
3. Mempercepat
pernulihan kesehatan.
4. Menunda
kehamilan berikutnya.
5. Mengurangi resiko terkena kanker payudara
6. Lebih praktis karena ASI lebih mudah di berikan setiap
saat bayi membutuhkan.
7. Menumbuhkan rasa percaya diri ibu untuk menyusui
Bagi keluarga
1. Tidak perlu mengeiuarkan biaya banyak untuk kesehatan ibu dan bayi.
2. Praktis, Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula, misalnya merebus air dan mencuci peralatan.
3. Tidak perlu biaya dan waktu untuk merawat dan mengobati anak yang sering sakit karena pemberian susu formula.
Keuntungan lain dari pemberian air susu ibu adalah :
1. Resiko kontaminasi lebih kecil
Air
susu ibu yang dihisap langsung oleh bayi dari payudara
lebih kecil kemungkinannya terkontaminasi kuman pathogen,
dan dengan demikian infeksi neonatal akan berkurang.
2. Perlindungan
Faktor-faktor perlindungan ada
didalam kolostrum dan air susu ibu, seperti
yang telah disebutkan ialah imunoglobin, laktoferin, lisosom, faktor bifidus,
dan faktor antitripsin. Terutama insidens
gastrointestinal pada bayi-bayi yang diberi
air susu ibu sangat berkurang.
3. Komposisi
Air
susu manusia memberikan unsur-unsur (konstituen) makanan
dengan keseimbangan yang tepat bagi pertumbuhan manusia.
1.
Perawatan
payudara
A.
Pengertian
perawatan payudara
Perawatan payudara adalah salah satu
bagian penting yang harus diperhatikan
sebagai persiapan untuk menyusui nantinya. Saat
kehamilan payudara akan membesar dan daerah sekitar puting akan lebih gelap warnanya dan juga lebih
sensitive. Semua ini terjadi untuk
persiapan tubuh ibu nifas untuk memberikar makanan
pada bayinya kelak (Suririnah, 2007).
B.
Manfaat perawatan
payudara
1. Membersihkan puting susu yang kotor sehingga dapat memperlancar pengeluaran ASI 2%
mengeluarkan puting susu yang masuk sehingga memudahkan bayi menghisap pada saat menyusu.
C.
Persiapan
Payudara
Mempersiapkan payudara untuk menyusui dapat dilakukan selama 6 minggu terakhir kehamilan dengan
melakukan hal-hal berikut :
1.
Bersihkan payudara secara teratur. paling tidak 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Basuhlah dengan air dingin. Setelah itu keringkan dengan handuk yang lembut.
2. Pijatlah
kedua payudara perlahan-lahan dengan
cara menekan jari-jari kepayudara dengan mengelilinginya. Kemudian lakukan hal yang sama dengan arah gerakan sebaliknya.
3. Pakailah BH yang baik yang dapat menyangga payudara dan tidak terlalu ketat, pakailah
BH khusus untuk menyusui yang memiliki bukaan di depan.
4.
Jangan memeras, menarik, atau
menggesek payudara.
Begitu hamil, perawatan payudara
terutama puting, juga harus mendapat perhatian. Caranya dengan
mengurut bagianbagian tertentu payudara.
Jangan gunakan sabun atau antiseptik untuk mencuci puting. Sebab,
bahan-bahan ini bisa menimbulkan iritasi (Musbikin,
2006)
Untuk memperoleh produksi ASI yang
cukup dan sehat, payudara perlu dipersiapkan terutama dalam kehamilan, bahkan
setelah melahirkan. Segera setelah persalinan, bayi sebaiknya ditempatkan
bersama ibunya sedini mungkin dapat menghisap payudara
ibu. Meskipun ASI
belum keluar, isapan dini ini sangat penting untuk produksi ASI selanjutnya.
D.
Anatomi
Payudara
Untuk
dapat memfasilitasi pemberian ASI diperlukan keterampilan
dasar yang meliputi pemahaman anatomi dan
fisiologi laktasi.
Anatomi payudara dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Struktur internal
payudara terdiri dari kulit,jaringan di bawah kulit
dan korpus, korpus terdiri dari parenkim atau jaringan kelenjar dan stroma atau jaringan penunjang
Parenkim merupakan struktur yang terdiri dari :
1.
Saluran Kelenjar yaitu : duktus dan sinus
taktiferus tempat ASI mengumpul
(reservoir ASI)
2.
Alveoli terdiri dari kE~lenjar yang
memproduksi ASI
b.
Struktur eksternal payudara terdiri dari
jaringan putting dan areola yaitu
bagian lebih hitam sekitar putting, pada areola terdapat beberapa kelenjar Montgomery yang membuat cairan untuk membuat putig lunak dan lentur.
Jaringan glandular menyebar ke dalam
lobus-lobus yang terdiri dad
lobulus-lobulus, di dalam setiap lobus terdapat alveoli
dan setiap alveoli memiliki rongga yang di lapisi dengan sel asini yang di kelilingi oleh sel mioepitel.
Setiap kelompok alveoli memiliki duktus laktiferus yang bergabung membentuk sinus laktiferus atau ampula. ASI terkumpul di ampula yang terdapat di dalarn areola
puting. Duktus laktiferus terbuka pada
putting.puting di licinkan oleh kelenjar
sebasea.
Setiap payudara memiliki fungsi
sendiri-sendiri, masingmasing kaya akan suplai darah dan saraf.
E.
Cara
perawatan payudara
1.
Alat dan bahan
perawatan payudara
1.
2 buah handuk
2.
2
buah washlap
3.
minyak
kelapa atau baby oil dalam tempatnya.
4.
kapas
secukupnya.
5.
air dingin dan hangat pada tempatnya
6. bra yang menopang
7. baki dan alasnya
2.
Cara Perawatan payudara
1. Persiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan, susunlah alat berurutan sesuia
dengan penggunaannya.
2. Lakukan
informent choice pada ibu, pastikan
ibu tahu, dan mengerti dengan
tindakan yang dilakukan padanya.
3. Persiapkan ibu, posisi dan pastikan ibu dalam kondisi siap. Beri ibu sandaran pada saat melakukan tindakan.
4. Cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir sampai bersih
dan keringkan dengan handuk.
Lepaskan perhiasan dan jam tangan sebelum mencuci tangan.
5.
Licinkan tangan dengan minyak sayur
secukupnya. Pastikan kedua telapak
tangan terlumuri minyak dan minyak bisa
diganti dengan vaselin.
6.
Kompres putting susu dengan kapas
yang telah dilumuri minyak selama 2 sarnpai 3 menit, agar kotoran yang menempel pada putting susu dapat
terlepas.
7. Sokong payudara kin dengan tangan kiri, 2 atau 3 jari dan tangan yang berlawanan membuat gerakan memutar sambil menekan, mulai dari pangkal payudara dan berakhir pada putting payudara. Pastikan petugas tidak membebani ibu. Tutup payudara ibu yang lain dengan menggunakan handuk. Lakukan minimal 2x geraakan pada setiap payudara.
8. Tempatkan kedua tangan diantara kedua payudara ibu, kemudian diurut kearah atas, terus kesamping„ kebawah, melintang, sehingga tangan menyangga
payudara (mengangkat payudara) kemudian
lepaskan tangan dari payudara.
9. Sokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan yang
lain mengurut payudara dengan sisi kelingking
dari pangkal ke arah putting, demikian pula pada payudara yang satunya. Tutup
payudara ibu yang lain dengan menggunakan
handuk dan lakukan gerakan sampai air susu ibu
keluar dengan melakukan tekanan yang
tidak menyakiti ibu.
10. Tangan menopang payudara seperti pada cara 7 kemudian buku-buku jari tangan mengurut payudara mulai pangkal kearah putting susu. Tutup payudara ibu yang lain dengan menggunakan handuk dan lakukan gerakan sampai air susu ibu keluar dengan melakukan tekanan yang tidak menyakiti ibu.
11. Kedua payiadara dengan washlap hangat selama 2 rnenit, kernudian ganti dengan kompres washlap
dingin selama satu menit. Kompres bergantian selama 3x berturut-turut dan akhiri dengan kompres air hangat.
12. Keringkan
payudara dengan handuk kering dan pakaikan bra. Gunakan
bra yang menopang tetapi tidak ketat.
13. Berskan alat-alat yang telah digunakan
14. Cuci tangan diair mengalir dengan menggunakan sabun.
F.Masalah / Kelainan pada payudara
1.
Bendungan
ASI
Pada permulaan nifas apabila bayi
belum menyusu dengan baik, atau kemudian apabila
kelenjar - kelenjar tidak dikosongkan
dengan sempurna, terjadi pembendungan Air Susu, Payudara panas serta keras pada perabaan dan nyeri, suhu badan
tidak naik. Puting susu bisa mendatar dan hal ini dapat menyukarkan bayi untuk menyusu. Kadang-kadang
pengeluaran susu juga terhalang sebab duktuli laktiferi menyempit karena pembesaran vena serta pembuluh
limfe. Penanganan pembendungan
dilakukan dengan jalan menyokong payudara dengan kutang dan memberikan
analgetika. Sebelum bayi menyusu, pengeluaran air susu dengan pijatan yang ringan dapat diusahakan.
2.
Mastitis
Dalam masa hamil dapat terjadi infeksi dan peradangan pada payudara. Infeksi terjadi melalui luka pada
puting susu, tetapi mungkin juga melalui peredaran darah.
Tandatandanya adalah rasa panas dingin disertai dengan
kenaikan suhu, penderita merasa lesu, dan tidak ada nafsu
makan. Penyebab infeksi biasanya Staphiiococcus aureus. Payudara
membesar, nyeri dan pada suatu tempat kulit merah, menbengkak
sedikit, dan nyeri pada perabaan. Perawatan puting susu
pada waktu laktasi merupakan usaha penting untuk
mencegah mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan puting
susu dengan sabun sebelum dan sesudah menyusui
untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah mengering
(Hanifa, 2005)
{ 1 comments... read them below or add one }
halo kk, kk saya ijin boleh gunakan materi ini buat tugas kk? karna materi ini sangat membantu buat tugas saya di kampus kk....
Post a Comment
terima kasih atas komentar anda, blog ini do follow